Langsung ke konten utama

Postingan

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyataannya, kami d
Postingan terbaru

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING-part 5

TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Diaa yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehulangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya... Kami berlari berhamburan, berari sejauh-jauhnya menuju ke tegah hutan yang kami rasa lebih aman dari jangkauan pasukan aparat kepolisian. Semalaman kami tidak  bisa tidur, suasana sangat gelap dabn menakutkan. Kami hanya bisa saling bicara untuk memastikaan bahwa kami masih bersama dan berada di tempat yang berdekatan. Setelah pagi tiba, kami pun mencari jalan pulang menuju mess. Itulah hari pertama kami menjalani hidup dan bekerja seperti buronan. Kami menjalani hari-hari yang sama, bekerja dari pagi hingga sore hari, lalu menyiaapkan bekal makanan seadanya untuk kami bawa bersembunyi di hutan di malam hari. Lalu kembali ke mess di pagi hari sebelum mulai bekerja. Hari demi hari kami lalui, bekerja denga

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING -part 4

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU  SENDIRIAN. Renungan seja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia . Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelunya... Orang-orang itu menyumpahiku, bahkan sempat meludahiku, tapi aku hanya berusaha menghadapi dengan tenang. Karena aku sendiri tidak punya persiapan apapun untuk menghadapi kejadian itu. Setelah mereka puas memaki aku, mereka pun pergi meninggalkan mess kami. Tapi mereka berhasil membuat kami tidal isa tidur malam itu karena mereka sempat mengancam kami sebelum pergi. Keesokan harinya. K ami melanjutkan mogok kerja di hari kedua, dan orang suruhan bos besar itupun datang lagi di malam hari. Tapi sungguh di luar dugaan, karena kali ini mereka datang dengan persiapan yang lebih serius. Empat orang mendatangi kami dengan membawa senapan. Begitu turun dari mobil, mereka langsung menodongkan senapan ke arah ka

RENUNGANA SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING -part 3

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Pagi itu setelah bersitirahat dan perbekalan di anggap cukup, kami di  berangkatkan lagi menuju terminal sibu. Kemudian kami di bawa  ke sebuah kota kecil yang di sebut Bandar Mukah dengan menaiki bus.  Begitu rombongan turun dari bus, kami di pindah kami di angkut dengan mobil bak terbuka dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam. Hati mulai was- was ketika kendaraan mulai memasuki daerah pinggiran hutan degan kodnisi jalan yang becek dan tak beraspal. Kami menjumpai puluhan bahkna ratusan monyet bergelantungan di pepohonan yang kami lewati. Pelan-pelan kami mulai menyadari kalau kami memasuki sebuah ladang oerkebunan kelapa sawit yang jauh dari pemukiman penduduk. Dan kami hidup terisolasi di sana. SB

RENUNGAN SENJA (KORBAN HUMAN TRAFICKING) -part 2

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan.  Edisi sebelumnya ... Lelaki itu kembali meneguk teh yang ada di depannya, seolah ingin menyiram rasa sesak yang terasa mengganjal di dadanya. Dia ingin melarutkan rasa itu agar merasa lega. Seorang anak muda lewat di depan rumah dan menyapanya dengan ramah.  Selamat sore om, lagi santai om tambahnya. Eh iya, mampirlah sini kita minum teh, sambut lelaki tersebut. Terima kasih om, maaf ada keperluan ini gak bisa mampir, ujar anak muda itu menimpali, kemudian berlalu meninggalkannya. SB, sang lelaki itu hanya bisa mengiyakan. Ada senyum yang terpaksa dari wajahnya, terlihat getir meskipun coba di tutupinya.  Dia menatap langit yang masih terlihat cerah sambil bergumam. Sebentar lagi cerahmu akan perlahan menghilang dan berganti gelap, ka

RENUNGAN SENJA (KORBAN HUMAN TRAFICKING) -part 1

TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. SB, begitulah dia ingin di sebut namanya. Di sore itu SB duduk merenung, pandangannya jauh menerawang ke kejauhan.  Secangkir teh menjadi teman menunggu malam. Sesekali dia menghela nafas dalam-dalam. Seolah menyiapkan hatinya dan menata kalimat apa yang tepat untuk di ucapkan setiap kali bayangan masa lalu melintas di pikirannya. Di masa tuaku ini, aku tidak  mengharap belas kasih dari siapapun, akan tetapi aku hanya ingin melepaskan rasa sesak yang selama ini mengganjal di dadaku. Agar aku merasa lega, gumamnya. KRISIS MONETER YANG AKHIRNYA MEMBUAT KEHIDUPANKU TAK LAGI SAMA Cerita ini berawal dari kondisi krisis ekonomi yang melanda waktu itu. Thun 1999 adalah tahun yang paling suram. Aku yang dulu bekerja di sebuah perusah

AKU TERAPUNG SELAMA PANDEMI

AKU TERAPUNG DAN TAK PERNAH LAGI TURUN KE DARAT Namaku Andi Anton, at au biasa di panggil Andi. Aku adalah seorang pekerja dari indonesia, yang mengadu nasib dengan menjadi pekerja yang berstatus ( joint ship sea crew ). Sejenis pekerjaan bongkar muat di kapal- kapal barang yang keluar dan masuk Singapore. Waktu atau jadwal kerjaku tidak bisa di tentukan waktunya. Setiap saat dan setiap waktu, aku dan kawan- kawan seperjuangan harus siap untuk menjalankan pekerjaan tersebut dan berpindah-pindah tempat. Dari port yang satu ke port yang lain, dari kapal yang satu ke kapal yang lain. Lalu kami kembali ke sebuah boat kecil atau perahu yang menjadi alat transportasi kami selama di dermaga, sekaligus menjadi rumah atau tempat tinggal kami. Di situlah aku dan kawan-kawan tinggal, menyiapkan makanan dan beristirahat. Pada pekerjaanku kali ini, aku mulai masuk di bulan oktober 2019. Sebelum badai covid-19 melanda dan menyebar di hampir seluruh dunia. Di mana pada waktu-waktu tertentu aku masih